3.2.1 Bahan Tanam Generatif dan Cara Perbanyakannya
Bahan tanam generatif merupakan bahan tanam yang proses
perbanyakannya
dengan menggunakan salah satu bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah
organ tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/
meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman
mini karena di dalamnya sudah terdapat bagian-bagian tanaman yang tersusun
dalam massa yang kompak.
Salah
satu tujuan perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji adalah untuk memperoleh
sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, tahan penyakit, dll.
Perbanyakan secara generatif ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari perbanyakan generatif adalah sistem perakarannya kuat, masa
produktif lebih lama, lebih mudah diperbanyak, tahan
penyakit yang disebabkan oleh tanah, dan memiliki keragaman
genetik yang digunakan untuk pemuliaan tanaman. Sedangkan
kekurangan dari perbanyakan ini adalah waktu untuk berbuah lebih lama, sifat turunan
tidak sama dengan induk.
Perbanyakan
tanaman dengan biji (generatif) terutama dilakukan untuk penyediaan batang
bawah yang nantinya akan diokulasi atau disambung dengan batang atas dari jenis
unggul. Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan terutama pada tanaman
tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi tidak efisien
(tanaman buah tak berkayu). Keunggulan tanaman ini digunakan sebagai batang
bawah adalah karena memiliki batang yang kokoh dan tahan
penyakit tular tanah. Tanaman-tanaman yang sudah dikembangkan sebagai batang
bawah di antaranya adalah karet, durian, jeruk, dan alpukat.
3.2.2 Bahan Tanam Vegetatif dan Cara
Perbanyakannya
Bahan
tanam vegetatif merupakan bahan tanam yang proses perbanyakannya menggunakan
bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang , dan daun. Bahan tanam
yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit. Bibit ini diperoleh dari
permbiakan secara tak kawin (aseksual). Alasan utama bibit diperbanyak secara
vegetatif adalah untuk mendapatkan bibit yang memiliki sifat yang serupa dengan
induk. Pada perkembangan lanjut, system pembiakan vegetatif memungkinkan pengggabungan
dua atau lebih induk yang masing-masing memiliki sifat tertentu. Sebagai contoh
bibit sambung atau okulasi, bibit yang dihasilkan dapat memiliki sifat yang
baik dari batang atas missal kualitas buah baik dan sifat yang baik dari batang
bawah missal perakaran yang dalam.
Berdasarkan
jenis perbanyakannya, perbanyakan vegetatif dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.
Perbanyakan vegetatif alami
Perbanyakan ini
menggunakan bibit yang diperoleh dari hasil perbanyakan alami tanaman yang
berasal dari atau menggunakan organ vegetatif tanaman, antara lain :
a.
Daun, contoh : tunas pada daun cocor bebek
b.
Batang, contoh : umbi batang, stolon (geragih), corm, dan
rhizome (rimpang)
c.
Umbi, contoh : umbi kentang
2.
Perbanyakan vegetatif buatan
Perbanyakan ini
menggunakan bibit yang diperoleh dari hasil perbanyakan tanaman yang
menggunakan organ vegetatif tanaman dengan bantuan manusia, antara lain :
a.
Stek
Stek diartikan sebagai suatu perlakuan pemisahan atau pemotongan
beberapa bagian tanaman, seperti daun, tunas, batang, agar bagian-bagian
tanaman tersebut membentuk tanaman baru.
b.
Cangkok
Cangkok adalah suatu cara perbanyakan vegetatif tanaman dengan
membiarkan suatu bagian tanaman menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih
tersambung dengan tanaman induk.
c.
Okulasi
Okulasi adalah menempelnya mata tunas tanaman lain kepada batang
muda dan dari varietas yang sama atau antara varietas dalam spesies. Macam
okulasi, yaitu : okulasi bentuk batang, kotak, atau persegi, okulasi bentuk T, dan
okulasi bentuk miring.
d.
Grafting (sambung tunas)
Seni menyambung dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa
sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai salah satu
tanaman gabungan. Macam grafting, yaitu: side graft, cleft graft, wedge, notch
or saw-kerf graft, bark graft, appoarch graft, dan top working.
e.
Kultur Jaringan
Kultur
jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan
mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang
sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Dengan dasar tumbuhan memiliki sifat
totipotensi sel, yanga mana itu adalah kemampuan untuk membelah diri dengan
kondisi lingkungan yang sesuai.
Perbanyakan secara vegetatif ini
memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari perbanyakan vegetatif
adalah lebih cepat berbuah, sifat turunan sesuai dengan induk, dan dapat
digabung dengan sifat-sifat yang diinginkan. Sedangkan kekurangannya adalah
perakarannya kurang baik dan membutuhkan keahlian khusus. Dalam proses
perbanyakannya perlu diperhatikannya faktor-faktor yang mempengaruhi
perbanyakan vegetatif. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, yaitu : suhu
lingkungan, kelembapan udara, cahaya matahari, dan hormone. Apabila
faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan akan menyebabkan hasil dari
perbanyakan tersebut kurang maksimal.
SEMOGA BERMANFAAT......